SEMIOTIKA TRANSENDENTAL: MEMBACA ISTI'ĀRAH AL-QUR'AN SEBAGAI KODE ILAHIAH DALAM BINGKAI HERMENEUTIKA NABAWIYYAH
Kata Kunci:
Isti'ārah, Keajaiban Bahasa Al-Qur'an, Balāgah,, Hermeneutika, Metafora IlahiyahAbstrak
Al-Qur'an sebagai mukjizat abadi tidak hanya memancarkan cahaya hidayah, tetapi juga memancarkan keindahan bahasa (balāgah) yang memukau. Salah satu keajaiban linguistiknya terletak pada penggunaan isti'ārah (metafora) yang menghubungkan dunia nyata dengan makna transendental. Penelitian ini mengupas secara mendalam struktur dan fungsi isti'ārah dalam Al Qur'an, mengungkap bagaimana kata-kata sederhana seperti "sayap" (QS al-Isrā'/17: 24) atau "cahaya" (QS al-Nūr/24: 35) berubah menjadi jembatan menuju pemahaman spiritual yang dalam. Dengan pendekatan analisis teks berbasis kitab-kitab balāgah klasik, penelitian ini membongkar mekanisme isti'ārah yang meliputi tiga dimensi: pergeseran makna, pencitraan imajinatif, dan sugesti psikologis. Temuan penelitian menunjukkan bahwa metafora Al-Qur'an bukan sekadar hiasan bahasa, melainkan sistem makna yang canggih untuk menyampaikan pesan ilahi secara lebih hidup, mudah dicerna, dan menyentuh hati. Kajian ini tidak hanya relevan bagi dunia akademik, tetapi juga menjadi lentera bagi para penafsir, pendakwah, dan pencinta Al-Qur'an untuk menggali mutiara makna yang tersembunyi di balik keindahan bahasanya.