STRATEGI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MEMBENTUK PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK TERPADU GEMA NUSANTARA BUKITTINGGI
Kata Kunci:
Strategi Guru Bimbingan Dan Konseling, PersepsiAbstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena yang terjadi dilapangan yaitu beberapa siswa yang masih tidak mengenal kegiatanan layanan bimbingan dan konseling dan memiliki persepsi negatif tentang kegiatanan layanan bimbingan dan konseling dilingkungan sekolah. Persepsi adalah suatu proses yang di dahului oleh pengindraan. Presepsi lahir dari proses memahami dan atau menginterpretasikan informasi yang dirasakan oleh siswa dan kemudian menimbulkan tanggapan tentang informasi yang di terimanya. Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini aah cara siswa memandang dan mengartikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Ada berbagai macam strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling (layanan dasar, layanan responsif, layanan peminatan dan perencanaan, dan dukungan sistem) yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk menggapai persepsi positif siswa terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa di SMK Terpadu Gema Nusantara Bukittinggi mengenai kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data reduction, data display, counclusing drawing yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah 1 koordinator guru bimbingan dan konseling sedangkan informan pendukung berjumlah 4, 3 siswa SMK dan 1 guru wali kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling telah melakukan berbagai upaya dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling seperti, melaksanakan kegiatan layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling individu dan juga persepsi siswa tentang kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMK Terpadu Gema Nusantara Bukittinggi ini masih negatif dikarenakan siswa beranggapan guru bimbingan dan konseling hanya melayani dan berfokus kepada siswa yang bermasalah saja.