PENGARUH LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN LINGKUNGAN KERJA NON FISIK TERHADAP KINERJA ASN DI BKPSDM KABUPATEN PASER
Kata Kunci:
Lingkungan Kerja Fisik, Lingkungan Kerja Non Fisik, Kinerja ASN, BKPSDM, Kabupaten PaserAbstrak
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor krusial yang memengaruhi kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN), khususnya di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Paser. Lingkungan kerja terdiri dari dua komponen utama, yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja fisik mencakup aspek-aspek seperti fasilitas, peralatan, dan kondisi fisik tempat kerja, sementara lingkungan kerja non fisik meliputi hubungan antar pegawai, budaya organisasi, komunikasi, serta dukungan manajerial. Kondisi lingkungan kerja yang optimal diyakini dapat meningkatkan produktivitas, motivasi, dan kualitas pelayanan ASN. Namun, di BKPSDM Kabupaten Paser, masih ditemukan variasi kondisi lingkungan kerja, baik dari segi fasilitas fisik maupun suasana kerja non fisik, yang dapat berdampak pada kinerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji pengaruh lingkungan kerja fisik dan non fisik terhadap kinerja ASN di BKPSDM Kabupaten Paser. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, di mana data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada ASN di lingkungan BKPSDM. Instrumen penelitian telah diuji validitas dan reliabilitasnya, dengan hasil seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan reliabel. Analisis data dilakukan menggunakan regresi berganda untuk mengetahui hubungan dan pengaruh kedua variabel bebas terhadap kinerja ASN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik lingkungan kerja fisik maupun non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja ASN. Lingkungan kerja fisik yang memadai, seperti ruang kerja yang nyaman, peralatan yang lengkap, dan fasilitas pendukung yang baik, terbukti meningkatkan konsentrasi dan produktivitas pegawai. Sementara itu, lingkungan kerja non fisik berupa hubungan kerja yang harmonis, komunikasi efektif, dan budaya organisasi yang positif juga berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan semangat kerja ASN. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menegaskan pentingnya kedua aspek lingkungan kerja dalam mendukung kinerja pegawai negeri. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya perhatian serius dari manajemen BKPSDM Kabupaten Paser untuk terus meningkatkan kualitas lingkungan kerja, baik dari sisi fisik maupun non fisik. Investasi pada fasilitas kerja dan penguatan budaya organisasi yang kolaboratif dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengambilan kebijakan di lingkungan pemerintahan daerah dan mendorong terciptanya lingkungan kerja yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi dan pembangunan daerah.