REPRESENTASI GENERASI MUDA DALAM FENOMENA #KABURAJADULU: ANALISIS WACANA KRITIS THEO VAN LEEUWEN TERHADAP TEKS BERITA MEDIA DARING

Penulis

  • Ai Roprop Uluwiah Institut Pendidikan Indonesia Penulis

Kata Kunci:

Analisis Wacana Kritis, Theo Van Leeuwen, Generasi Muda, Media Social, Representasi Social, Tagar #Kaburajadulu

Abstrak

Fenomena #KaburAjaDulu yang viral di media sosial menandakan bentuk kekecewaan generasi muda terhadap kondisi sosial-politik Indonesia. Penelitian bertujuan untuk menganalisis representasi sosial generasi muda dalam pemberitaan mengenai tagar #KaburAjaDulu yang viral di media sosial pada bulan April 2025. Pendekatan yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis (AWK) Theo van Leeuwen, dengan fokus pada strategi inklusi dan eksklusi,serta representasi ideologi. Dalam analisis wacana kritis (AWK) menurut Theo van Leeuwen, ideologi direpresentasikan melalui cara-cara tertentu dalam merepresentasikan aktor sosial, serta melalui strategi eksklusi dan inklusi, identifikasi, personalization vs impersonalization,. Aktorisasi (Authorization). Nominalisasi dan Abstraksi Appraisement (Evaluasi). Personalization - Impersonalization, Aggregation (Pengelompokan) Media kadang menggunakan statistik seperti “tagar telah digunakan oleh ribuan orang” untuk menunjukkan banyaknya dukungan. Ini mencerminkan ideologi kuantitatif, bahwa banyak berarti penting. Tapi jika disebutkan “hanya segelintir”, maka menunjukkan usaha untuk marginalisasi suara tersebut. Hasil analisis menunjukkan adanya strategi inklusi, eksklusi, nominasi, kategorisasi, serta representasi melalui determinasi, asimilasi, dan objektivitas yang membentuk citra generasi muda sebagai kelompok yang kecewa namun pasif. Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana media membingkai pergeseran aspirasi anak muda terhadap masa depan di Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis (AWK) Theo van Leeuwen, dengan fokus pada strategi inklusi dan eksklusi,serta representasi ideologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberitaan media cenderung mengeksklusi suara generasi muda dan mempersonalisasi isu kekecewaan mereka sebagai fenomena individual, bukan sebagai masalah struktural yang memerlukan perhatian kolektif

Unduhan

Diterbitkan

2025-05-13