IMPACT OF NOISE LEVELS ON OPTIMIZING FLIGHT INFORMATION SERVICES AT PERUM LPPNPI

Abstrak

Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki yang mempunyai intensitas tinggi, frekuensi tidak teratur, atau berasal dari sumber yang dapat mengganggu aktivitas manusia sehari-hari (Bies & Hansen, 2009). Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 yang mengatur tentang nilai ambang batas variabel fisik di tempat kerja, termasuk kebisingan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh intensitas kebisingan terhadap optimalisasi pelayanan informasi penerbangan di Perum LPPNPI Unit Kotabaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif melalui teknik observasi dan kuesioner dengan menggunakan skala likert. Kuesioner merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan serangkaian pertanyaan kepada responden. Alat ini sering digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk memperoleh informasi yang relevan sesuai dengan tujuan penelitian (Creswell, 2014; Sekaran & Bougie, 2016). Alat ini memudahkan dalam pengumpulan informasi secara teratur dan efisien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebisingan pesawat udara yang terus menerus dapat menimbulkan gangguan non-pendengaran yang signifikan, dengan gangguan emosional tercatat sebesar 60,41% dan saturasi informasi mencapai 89,58%. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebisingan dari pesawat udara dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kinerja petugas Aerodrome Flight Information Service (AFIS), terutama dalam hal kemampuan untuk melakukan koordinasi secara efektif dan memberikan layanan informasi penerbangan yang optimal. Kebisingan tinggi yang sering terjadi di sekitar area operasional bandara dapat mengganggu konsentrasi dan fokus petugas dalam menjalankan tugasnya, serta memengaruhi efektivitas komunikasi antara petugas AFIS dan pilot. Kebisingan yang tidak terkendali di area kerja dapat mengurangi akurasi dan kecepatan penyampaian informasi yang dibutuhkan dalam situasi penerbangan yang mendesak, sehingga berisiko mengganggu kelancaran operasional penerbangan