ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GEOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK FOUR TIER DI KELAS IV MIS MADINATUSSALAM
Kata Kunci:
Miskonsepsi, Geometri, Four Tier Diagnostic Test, Pemahaman Konsep, Siswa Sekolah DasarAbstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pemahaman konsep siswa terhadap materi geometri, khususnya pada topik luas persegi dan persegi panjang, serta adanya miskonsepsi yang cukup signifikan di kalangan siswa sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap konsep geometri; (2) mendeskripsikan bentuk miskonsepsi yang dialami siswa dalam memahami materi geometri; dan (3) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya miskonsepsi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 26 siswa kelas IV-2 MIS Madinatussalam, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan hasil tes sebelumnya dan rekomendasi guru. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik Four Tier dan pedoman wawancara. Tes diagnostik Four Tier terdiri dari empat tingkatan, yakni pilihan ganda, tingkat keyakinan terhadap jawaban, alasan pemilihan jawaban, dan keyakinan terhadap alasan tersebut. Hasil tes menunjukkan bahwa 55,5% siswa tergolong paham konsep, 24,7% kurang paham konsep, 16% mengalami miskonsepsi, dan 3,8% berada dalam kategori error. Miskonsepsi tertinggi ditemukan pada soal nomor 8 dengan persentase 53,85%, di mana siswa menyatakan bahwa luas persegi dihitung dengan “panjang + panjang” atau “panjang × lebar”, yang menunjukkan adanya kebingungan antara persegi dan persegi panjang. Miskonsepsi lainnya juga ditemukan pada soal nomor 3, 6, dan 10 dengan persentase 26,92%. Analisis wawancara menunjukkan bahwa faktor penyebab miskonsepsi didominasi oleh faktor internal, seperti lemahnya pemahaman dasar siswa, kecenderungan menghafal rumus tanpa memahami konsep, dan rendahnya kemampuan berpikir kritis. Selain itu, siswa cenderung mengalami kebingungan saat mengerjakan soal dan kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa miskonsepsi masih cukup banyak ditemukan pada siswa kelas IV, dan perlu adanya upaya pembelajaran yang lebih variatif, kontekstual, serta melibatkan penekanan pada pemahaman konsep agar siswa tidak hanya mengandalkan hafalan.