EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X SMK PEMBAHARUAN PURWOREJO
Kata Kunci:
Kemampuan Komunikasi Matematis, Pembelajaran Matematika KnisleyAbstrak
Deshinta Rahmawati. 192140009. Eksperimentasi Model Pembelajaran Knisley Dengan Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas X SMK Pembaharuan Purworejo. Skripsi. Pendidikan Matematika. FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo, 2024.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang dikenai model pembelajaran Knisley dengan Metode Brainstorming lebih baik dari model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah dua kelas, kelas X TKR O sebagai kelas kontrol dan kelas X TP2 sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen akan diterapkan model pembelajaran Knisley dengan metode Brainstorming, sedangkan kelas kontrol akan diterapkan model pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan dokumentasi. Instrumen tes yang digunakan berupa soal-soal matematika berbentuk soal uraian materi peluang dan dokumentasi berupa mengambil data awal berupa nilai UAS semester satu serta daftar nama siswa yang akan dijadikan sebagai sampel sebelum diberi perlakuan. Metode analisis data menggunakan uji normalitas, uji homogenitas variansi, uji keseimbangan dan uji hipotesis. Hasil dari eksperimen penelitian diperoleh nilai rata-rata siswa mendapatkan perlakuan pada kelas eksperimen 82,483, sedangkan pada kelas kontrol 75,259. Setelah dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa hasil uji nilai t dengan ????ℎ???????????????????? = 1,730 > 1,645 = ????????????????????????. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dengan model pembelajaran Knisley dengan metode Brainstorming lebih baik daripada model pembelajaran Konvensional. Karena siswa lebih baik dalam mengidentifikasi masalah dalam soal komunikasi matematis, merumuskan masalah dalam soal atau menyusun model matematika dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematis pada materi peluang yang dituliskan pada lembar jawab siswa