PERAN FORGIVENESS THERAPY DALAM MENGATASI WOUNDED INNER CHILD PADA REMAJA DUKUH SATRIYAN
Kata Kunci:
Terapi Pemaafan (Forgiveness Therapy), Remaja, Anak Batin Yang Terluka (Wounded Inner Child).Abstrak
Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) merupakan permasalahan yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masalalu yang belum terselesaikan. Permaslahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) juga ditemukan pada lingkungan peneliti atau di Dukuh Satriyan. Pengalaman tersebut disebabkan oleh pengalaman yang menyakitkan atau kurang baik. Adapun ciri-ciri dari remaja yang mengalami permasalahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) antara lain, kurang percaya diri, emosi tidak stabil, takut merasa gagal, mudah merasa bersalah, dan terlalu kompetitif. Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) dapat meyebabkan masa pertumbuhan menjadi dewasa menjadi terhambat. Sehingga, perlu adanya tindakan khusus yang harus dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child). Dari fenomena diatas maka akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Peran Forgiveness Therapy dalam Mengatasi Wounded Inner Child pada Remaja Dukuh Satriyan”.Tujuan penelitian ini adalah mengatasi permasalahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) dengan pendekatan Terapi Pemaafan (Forgiveness Therapy) pada Remaja Dukuh Satriyan. Penelitian ini dilaksanakan di Dukuh Satriyan, Desa Bulurejo, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten. Subjek dalam penelitian ini adalah satu orang remaja yang mempunyai permasalahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child). Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil tindakan siklus I diperoleh penurunan indikator ciri – ciri Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) sebesar 62,22%, hasil tindakan siklus II diperoleh penurunan indikator ciri – ciri Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) sebesar 39,99%, dan hasil tindakan siklus III diperoleh penurunan indikator ciri – ciri Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) sebesar 15,55%. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Terapi Pemaafan (Forgiveness Therapy) dapat mengatasi permasalahan Anak batin yang terluka (Wounded Inner Child) pada Remaja Dukuh Satriyan.