SENI BERBICARA ANTARGENERASI DALAM PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN: PERBANDINGAN GAYA, STRUKTUR, DAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARA REMAJA DAN LANSIA

Penulis

  • Pinoris Tua Simbolon Universitas HKBP Nommensen Medan Penulis
  • Bangun, Bangun Universitas HKBP Nommensen Medan Penulis

Kata Kunci:

Komunikasi Antargenerasi, Pendidikan Agama Kristen, Gaya Berbicara Remaja , Lansia, Kohesi Sosial Gerejawi, Dialog Kontekstual

Abstrak

Artikel ini mengkaji dinamika komunikasi antara remaja dan lansia di lingkungan pedesaan, khususnya di jemaat HKBP Parmonangan, Samosir. Penelitian ini mengeksplorasi gaya berbicara, struktur penyampaian pesan, serta efektivitas interaksi verbal yang terjadi dalam konteks keagamaan dan sosial budaya. Hasil observasi menunjukkan bahwa lansia cenderung menggunakan komunikasi naratif-reflektif dengan alur yang panjang dan nilai moral yang kuat, sedangkan remaja bersifat ekspresif, spontan, dan cenderung menggunakan bahasa digital populer. Perbedaan ini mengakibatkan keterputusan dialog dalam forum resmi seperti partangiangan, meskipun dalam konteks informal seperti makan bersama atau gotong royong terjadi kedekatan emosional yang lebih nyata. Efektivitas komunikasi dipengaruhi oleh hierarki usia, ketimpangan referensi budaya, serta ketiadaan fasilitator lintas generasi. Dalam konteks Pendidikan Agama Kristen, komunikasi antargenerasi ini memainkan peran penting dalam pewarisan nilai iman, pembentukan karakter, dan penguatan identitas gerejawi. Perbedaan gaya dan struktur komunikasi perlu dipahami bukan sebagai hambatan, melainkan sebagai potensi dialogis yang dapat dipadukan dalam pembelajaran iman yang partisipatif dan kontekstual. Oleh karena itu, disarankan pendekatan komunikatif yang berbasis konteks lokal dan narasi dialogis agar komunikasi antargenerasi menjadi lebih setara, bermakna, dan membangun kohesi sosial.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-13