PARADIGMA INKLUSIVISME ISLAM RASYID RIDHA DALAM WACANA PENANGGULANGAN KASUS INTOLERANSI DAN PELANGGARAN KBB (KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN)

Penulis

  • Muhammad Miftah Hamdani Univesitas PTIQ Jakarta Penulis
  • Jun Firmansyah Univesitas PTIQ Jakarta Penulis
  • Badru Tamam Univesitas PTIQ Jakarta Penulis

Kata Kunci:

Inklusivisme Islam, Rasyid Ridha, Intoleransi , Pelanggaran KBB

Abstrak

Kasus intoleransi dan pelanggaran KBB bagi umat beragama merupakan istilah yang tidak asing. Terbenturnya pemahaman internal keagamaan akan realitas pluralitas yang mendominasi disuatu kondisi dan situasi bisa menjadi penyebabnya. Adanya kepentingan- kepentingan yang mengatasnamakan paham teologi atau agama juga menjadi penyebab lainya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan terobosan pemikiran atau sudut pandang yang mampu beradaptasi dengan kondisi perkembangan zaman dengan tidak keluar dari petunjuk al-Qur’an. Maka, muncul tokoh revormis Mesir, Rasyid Ridha dengan pendekatan-pendekatan pemikirannya terkait teks normatif agama (al-Qur’an) dengan pendekatan adabi ijtimâ’i yang mendialogkan teks dengan kondisi sosial-kemasyarakatan. Dalam mengupas pandangan tersebut diperlukan penelitian yang berbasis pada metode penelitian kualitatif berbasis studi kepustakaan (library research) guna menemukan hasil kesimpulan. Hasil kesimpulan penelitian ini, bahwa dalam beragama dibutuhkan kesadaran paradigma inklusivisme Islam dengan sikap-sikap sebagai berikut: tawâzun (berkeseimbangan), sikap tawâsuth (pertengahan), sikap i’tidal (lurus dan tegas), sikap tasâmuh (toleransi), sikap musâwah (egaliter), sikap ishlah (reformasi), sikap aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), sikap tathawwur wa ibtikar (dinamis, kreatif, dan inovatif), sikap syûra (musyawarah), sikap al-qudwah (kepeloporan), sikap al-muwâthanah (cinta tanah air), sikap lâ-‘unf (anti kekerasan), sikap al-i’tirâf bi al-‘urf (ramah budaya), dan sikap tahadhur (berkeadaban)

Unduhan

Diterbitkan

2025-10-13